Minggu, 09 Juli 2017

Cangkang Sawit

Hasil perkebunan kelapa sawit adalah buah sawit yang termaktup dalam tandan-tandan atau biasa yang dikenal dengan istilah TBS (tandan buah segar). Kulit buah kelapa sawit (eksoskrap) yang sudah siap panen berwarna merah hati dengan sedikit kuning dan tampak berkilat. Bagian tengah buah sawit (mesoskrap) terdiri dari serabut atau biasa disebut fiber berwarna jingga. Sangat mirip dengan sabut buah kelapa. Pada bagian tengah terhadap cangkang keras (endoskrap) berwarna hitam bertekstur. Di bagian dalam cangkang itu terdapat daging buah atau inti sawit (kernel) berwarna putih. Daging buah sawit itulah yang akan diolah menjadi minyak sawit atau yang biasa disebut dengan palm crude oil (CPO). CPO tersebut akan diproses kembali menjadi minyak goreng. Berapa produk olahan turunan dari CPO adalah sabun, margarin, lilin, kosmetika, sampai produk farmasi.
Pada pabrik pengolahan kelapa sawit (PKS), ada beberapa tahapan yang harus dilalui agar kelapa sawit bisa menghasilkan CPO. Salah satunya adalah proses pemisahkan inti dari cangkang. Rata-rata sebuah pabrik pengolah kelapa sawit (PKS) mempunyai kapasitas olahan 30-50 ton kelapa sawit per jam. Sedangkan limbah yang dihasilkan bisa mencapai 2 kali lipatnya. Limbah pengolahan kelapa sawit itu berupa cangkang dan serabut (fiber). Bisa kita bayangkan berapa ton cangkang sawit yang bisa dihasilkan oleh 1 PKS saja dalam sebulan.

Lalu bagaimana cangkang sawit bisa menjadi sumber energi alternatif yang paling potensial sebagai pengganti BBM?

Pada pabrik kelapa sawit, ketel uap ( boiler ) merupakan bagian penting dalam sebuah pabrik kelapa sawit. Boiler ini lah yang akan menjadi sumber tenaga dan sumber uap yang akan digunakan untuk melakukan proses pengolahan kelapa sawit. Agar kualitas uap yang dihasilkan mampu mencukupi kebutuhan, maka diperlukan energi panas untuk melakukan proses penguapan. Energi panas tersebut dapat diperoleh dari proses pembakaran yang dilakukan di dalam ruang bakar boiler. Bahan bakar yang biasa digunakan untuk proses penguapan tersebut adalah cangkang sawit, selanjutnya Cangkang Sawit kemudian di coba   digunakan untuk industri penghasil Bata ringan, Heubel, Kertas, Laundry/ Pakaian (Tekstil), Kimia dan Industri lainnya yang menggunakan Boiler (kecuali Industri pengolahan besi/baja)  dan hasilnya sangat memuaskan. Banyak perusahaan sejenis  industri diatas yang beralih ke Cangkang Sawit setelah mencoba menggunakannya.
Mengapa digunakan cangkang sawit? Berikut ini adalah alasannya :
  1. Ketersediaan cangkang sawit sangat besar.
  2. Lebih ramah lingkungan
  3. Sisa hasil pembakaran jauh lebih sedikit dibandingkan dengan Batubara.
  4. Untuk Service Boiler 1 tahun
  5. Kalori dari cangkang sawit memenuhi persyaratan untuk mampu mencukupi kebutuhan panas yang diperlukan.
  6. Pemakaian lebih hemat dari Batubara.
  7. Sisa dari pembakaran cangkang sawit kemudian dapat dimanfaatkan lagi sebagai pupuk untuk tanaman kelapa sawit atau pun tanaman lainnya bukan limbah beracun.
Perbandingan Pemakaian Cangkang Sawit dengan Batubara
1.      Pemakaian Batubara sebanyak 1 ton setara dengan pemakaian Cangkang Sawit 900 kg ( cangkang sawit lebih hemat 10%).
2.      Untuk sisa pembakaran 1 ton Batubara limbahnya adalah ± 30% ( 300 kg), sedangkan Cangkang Sawit sebesar ± 8% (80 kg).
3.      Pembuangan limbah ( sisa pembakaran) Batubara memerlukan ijin khusus pembuangan karena tergolong kedalam limbah B3 sedangkan untuk cangkang sawit tidak memerlukan ijin khusus karena tidak limbah beracun.
4.      Sisa pembakaran cangkang sawit tidak memerlukan ijin pembuangan karena tidak beracun dan sisa pembakaran dapat digunakan sebagai bahan pupuk tanaman.
5.      Hasi Penggunaan cangkang sawit lebih ramah lingkungan daripada penggunaan batubara.
6.      Penggunaan Cangkang sawit lebih menjamin untuk kesehatan ruang linkup pabrik, karyawan maupun untuk llingkungan kawasan pemukiman penduduk.
7.      laporan analisa sucopindo bahwa dengan volume tes lab. ± 2.44 kg bisa menghasilkan 4500 Kcal.